Jika engkau tidak berusaha menjadi seperti Fathimah, mengapa engkau berharap bisa mendampingi pemuda seperti Ali ? Jika engkau tidak berusaha shalih seperti Rasulullah shalaAllahu ‘alaihi wassalam, mengapa engkau berharap mendapatkan wanita seperti ‘Aisyah ?
Berharap memang tak salah. Ada salah seorang saudara kita yang malas diajak solat jama’ah ke masjid, malas mendatangi majlis ilmu malah menghabiskan waktu dalam hal yang sia-sia. Bahkan ada juga yang kurang menjaga pergaulannya, merasa bebas berhubungan dengan lawan jenis. Namun, mereka tidak akan berkahwin kecuali dengan isteri/suami yang soleh/ah dan pandai dalam din. Mereka mendambakan suami/isteri yang tidak pernah bergaul bebas dengan lawan jenis. Mereka menginginkan isteri yang suci bagai bidadari turun dari surga.
Sebagaimana pula saudari-saudari kita, mereka yang menginginkan suami yang selembut Abu Bakar, yang setegas `Umar Ibnul Khattab, yang sekaya `Utsman Ibnul Affan, atau setangkas `Ali ibnu Abi Thalib. Namun anehnya, bagi saudari-saudari kita tersebut, tidak ada usaha untuk memperbaiki diri semisal meniru kebijaksanaan Khadijah, kepandaian ‘Aisyah, ketabahan Fathimah, atau keikhlasan Sumayyah.
Begitu juga dengan saudara kita para ikhwan yang menginginkan isteri sepandai para isteri nabi, sebagus akhlaq muslimah di zaman Rasul, namun dalam dirinya tidak ada usaha untuk lebih soleh, lebih pandai, dan lebih menuju akhirat.
Memang berharap itu tidak salah. Seorang pencuri sah – sah saja berharap anaknya tidak besar menjadi pencuri, namun apakah jika anak tersebut besar menjadi ‘ulama misalnya, apakah mampu membebaskan bapanya dari hukuman penjara ? Apakah suami yang soleh dan isteri yang solehah boleh menyelamatkan kita dari Naar jika kita sendiri tidak berusaha menjauhi Naar ?
“ Allah telah menjadikan istri nabi Nuh dan istri nabi Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya dibawah pengawasan dua hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami. Lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah, dan dikatakan (kepada keduanya) `masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk` (neraka) “ (QS. At Tahrim : 10)
“Dan Allah menjadikan istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata ` Ya Rabbi, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim “ (QS. At Tahrim :11)
“ (Dan ingatlah) Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan dalam rahimnya sebagaian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat Rabbnya dan kitab-kitabNya dan dia termasuk orang-orang yang ta’at” (QS. At Tahrim : 12)
No comments:
Post a Comment